Minggu, 24 Februari 2019
Cara Jitu Eko P Sandjojo Menjawab
Konektivitas Infrastruktur-Ekonomi Bengkulu
BENGKULU- Kecintaan Eko P Sandjojo terhadap Provinsi Bengkulu dan masyarakatnya, sepertinya tak perlu diragukan lagi. Eko sudah berkomitmen siap mendedikasikan diri demi memajukan Bengkulu, terutama dari segi pembangunan infrastruktur. Karena menurut Eko, infrastruktur harus menjadi prioritas dan fokus utama menuju Bengkulu yang maju dan sejahtera.
Komitmen memajukan Provinsi Bengkulu disampaikan Eko saat berada di Bengkulu, Senin (25/2/2019). Dia menegaskan bahwa wilayah Bengkulu secara umum masih sangat membutuhkan pembangunan infrastruktur. Jika ini bisa dipenuhi, maka konektivitas antar satu wilayah dengan wilayah lainnya tidak menjadi masalah lagi. Akses transportasi dan mobilitas masyarakat menjadi lancar.
Untuk memenuhi pembangunan infrastruktur, tentunya perlu usaha ekstra. Butuh biaya yang tidak sedikit. Bengkulu tidak bisa hanya mengandalkan APBD-nya semata. Butuh dana segar, dalam hal ini APBN, yang mesti diperjuangkan mengucur deras ke Bengkulu.
"Dalam waktu dekat, saya bersama dengan para bupati di Bengkulu, akan melobi sejumlah kementerian di Jakarta. Supaya kementerian terkait bisa menjadikan Bengkulu sebagai lokasi pembangunan infrastruktur. Apakah itu pembangunan jalan dan jembatan, atau pembangunan sarana di bidang kesehatan, perkebunan maupun perikanan," kata Eko yang juga Caleg DPR-RI nomor urut 1, Dapil Bengkulu, dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Hal itu mudah bagi Eko P Sandjojo. Sebab, Eko memiliki kapasitas, pengalaman, dan networking yang luas. Latarbelakang dia sebagai pengusaha sukses dan kini masih menjabat Menteri Desa PDTT, peluangnya sangat tinggi untuk melobi APBN turun ke Bengkulu dalam jumlah yang lebih besar.
"Jika infrastruktur di Provinsi Bengkulu lebih memadai, saya yakin Bengkulu lebih cepat maju dan berkembang. Pertumbuhan ekonominya bisa pesat. Apalagi Bengkulu memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, ketersediaan infrastruktur menjadi solusi jitu," ujarnya.
Sarana infrastruktur, lanjut Eko, menjadi faktor yang sangat vital dan mendesak bagi Bengkulu di masa mendatang maupun sekarang ini. Bila ini tidak
diperhatikan dengan serius, Bengkulu akan lamban dalam pembangunan daerahnya. Investor pun akan minim melirik Bengkulu untuk dijadikan tujuan investasi.
"Saya siap membantu dan memediasi dengan kementerian terkait, BUMN, maupun kalangan investor, demi melihat Bengkulu yang lebih maju lagi dari sekarang ini,"komitmen Eko.
Olehnya itu, Eko berharap niat baiknya tersebut mendapat Dukungan luas dan kepercayaan dari masyarakat Bengkulu tanpa terkecuali. Tanpa dukungan dan kepercayaan, mustahil itu bisa terwujud. Para kepala daerah di Bengkulu juga telah menyatakan komitmennya untuk bersama-sama Eko berjuang melobi APBN dan memajukan Bengkulu.
"Sama-sama kita usahakan dana di pusat, supaya lebih banyak digelontorkan ke Bangkulu. Ini sudah menjadi ikhtiar saya bagi Bangkulu. Karena saya bukan seorang tipe yang suka berjanji saja,"tegas Eko, Caleg DPR-RI mewakili Dapil Bengkulu utusan dari PKB ini. (rilis)
Menteri Eko Kampaye Anti Stunting di Bengkulu
Menteri Eko Kampanye
Anti Stunting di Bengkulu
MUKOMUKO – Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) mewaspadai tingginya angka stunting di wilayah perdesaan, khususnya di kawasan transmigrasi. Sebagai wilayah yang baru tumbuh, kawasan transmigrasi rentan terhadap kondisi kekurangan gizi terutama bagi anak-anak.
“Kami akan terus meningkatkan edukasi bagi warga desa, utamanya di kawasan-kawasan transmigran agar memahami ancaman stunting pada anak usia tumbuh kembang serta bisa mengantisipasinya melalui pola hidup sehat,” ujar Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo usai berdialog dengan warga di Balai Desa Pondok Makmur, Kecamatan Air Manjuto, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, Minggu (24/2).
Dia menjelaskan, kawasan perdesaan rentan terhadap ancaman stunting. Kondisi tersebut bukan semata karena perekonomian warga, tetapi juga minimnya kesadaran untuk menerapkan pola hidup sehat. Menurut Eko, di kawasan perdesaan justru banyak bahan-bahan organik seperti sayuran dan buah-buahan yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan gizi anak.
“Kami akan terus mendorong edukasi tentang stunting bagi warga di kawasan perdesaan, dengan demikian generasi kita di masa mendatang adalah generasi yang sehat jasmani dan rohaninya,” ujar sang menteri.
Selain meningkatkan edukasi, lanjut Eko, Kemendesa PDTT juga mendorong warga desa untuk terus meningkatkan berbagai sarana kesehatan skala desa seperti Poliklinik Desa (Polindes) maupun Posyandu. Saat ini ribuan Polindes dan Posyandu telah berhasil dibangun melalui dana desa. Polindes dan Posyandu diharapkan dapat menjadi ujung tombak dalam mengantisipasi stunting di kawasan perdesaan.
“Kami berharap kehadiran Polindes dan Posyandu dimanfaatkan warga desa untuk memantau perkembangan putra-putri mereka terutama asupan nutrisi sehari-sehari,” katanya.
Menteri Eko juga mengapresiasi kerja sama Ditjen Pengembangan Kawasan Transmigrasi Kemendesa PDTT dengan pihak ketiga, yakni PT Kalbe Nutrisional, yang mengadakan kegiatan bhakti sosial dalam rangka peningkatan kualitas kesehatan ibu hamil dan balita.
Menurut Eko, sudah saatnya pemerintah dan dunia usaha bergandengan tangan dalam meningkatkan kesadaran pentingnya perkembangan anak-anak di Indonesia.
“Kami menilai kegiatan edukasi bagi ibu-ibu dan warga desa akan pentingnya nutrisi bagi 1.000 Hari Pertama Kehidupan sangat positif. Kami juga berpesan agar kegiatan ini dimanfaatkan para ibu untuk meningkatkan wawasan akan pola hidup sehat bagi ibu dan anak di kawasan perdesaan,” tutupnya.
Selain menghadiri kegiatan Sosialisasi Penggunaan Dana Desa di Bengkulu, Menteri Desa Eko Putro Sandjojo juga mengunjungi lokasi sosialisasi tentang pentingnya nutrisi diseribu hari pertama kehidupan yang digelar di Balai Desa di Pondok Makmur Kec. Air Manjunto Kab. Mukomuko. (rilis)
Anti Stunting di Bengkulu
MUKOMUKO – Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) mewaspadai tingginya angka stunting di wilayah perdesaan, khususnya di kawasan transmigrasi. Sebagai wilayah yang baru tumbuh, kawasan transmigrasi rentan terhadap kondisi kekurangan gizi terutama bagi anak-anak.
“Kami akan terus meningkatkan edukasi bagi warga desa, utamanya di kawasan-kawasan transmigran agar memahami ancaman stunting pada anak usia tumbuh kembang serta bisa mengantisipasinya melalui pola hidup sehat,” ujar Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo usai berdialog dengan warga di Balai Desa Pondok Makmur, Kecamatan Air Manjuto, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, Minggu (24/2).
Dia menjelaskan, kawasan perdesaan rentan terhadap ancaman stunting. Kondisi tersebut bukan semata karena perekonomian warga, tetapi juga minimnya kesadaran untuk menerapkan pola hidup sehat. Menurut Eko, di kawasan perdesaan justru banyak bahan-bahan organik seperti sayuran dan buah-buahan yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan gizi anak.
“Kami akan terus mendorong edukasi tentang stunting bagi warga di kawasan perdesaan, dengan demikian generasi kita di masa mendatang adalah generasi yang sehat jasmani dan rohaninya,” ujar sang menteri.
Selain meningkatkan edukasi, lanjut Eko, Kemendesa PDTT juga mendorong warga desa untuk terus meningkatkan berbagai sarana kesehatan skala desa seperti Poliklinik Desa (Polindes) maupun Posyandu. Saat ini ribuan Polindes dan Posyandu telah berhasil dibangun melalui dana desa. Polindes dan Posyandu diharapkan dapat menjadi ujung tombak dalam mengantisipasi stunting di kawasan perdesaan.
“Kami berharap kehadiran Polindes dan Posyandu dimanfaatkan warga desa untuk memantau perkembangan putra-putri mereka terutama asupan nutrisi sehari-sehari,” katanya.
Menteri Eko juga mengapresiasi kerja sama Ditjen Pengembangan Kawasan Transmigrasi Kemendesa PDTT dengan pihak ketiga, yakni PT Kalbe Nutrisional, yang mengadakan kegiatan bhakti sosial dalam rangka peningkatan kualitas kesehatan ibu hamil dan balita.
Menurut Eko, sudah saatnya pemerintah dan dunia usaha bergandengan tangan dalam meningkatkan kesadaran pentingnya perkembangan anak-anak di Indonesia.
“Kami menilai kegiatan edukasi bagi ibu-ibu dan warga desa akan pentingnya nutrisi bagi 1.000 Hari Pertama Kehidupan sangat positif. Kami juga berpesan agar kegiatan ini dimanfaatkan para ibu untuk meningkatkan wawasan akan pola hidup sehat bagi ibu dan anak di kawasan perdesaan,” tutupnya.
Selain menghadiri kegiatan Sosialisasi Penggunaan Dana Desa di Bengkulu, Menteri Desa Eko Putro Sandjojo juga mengunjungi lokasi sosialisasi tentang pentingnya nutrisi diseribu hari pertama kehidupan yang digelar di Balai Desa di Pondok Makmur Kec. Air Manjunto Kab. Mukomuko. (rilis)
Langganan:
Postingan (Atom)