Selasa, 28 Juli 2020

Gus Menteri Genjot Padat Karya Tunai Desa. (PKTD).

JAKARTA – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Abdul Halim Iskandar mengatakan, sebanyak Rp41 Triliun dana desa yang masih tersisa akan dimaksimalkan untuk program Padat Karya Tunai (PKTD). Sebelumnya, dana desa fokus menanganai covid-19 dan Bantuan Langsung Tunai (BLT).

“Setelah BLT sudah tertata semua, kita fokus untuk dana desa yang masih tersedia di desa-desa sekitar Rp41 Triliun perkiraannya, kita arahkan semaksimal mungkin untuk PKTD,” ujar Menteri Halim pada konferensi pers virtual di Jakarta, Selasa (27/7).

Gus Menteri, sapaannya, mengatakan, selain untuk rebound ekonomi desa, PKTD juga dilakukan dalam rangka merespon arus migrasi yang kembali ke desa. Menurutnya, PKTD telah teruji efektif dalam memberikan kontribusi pada penurunan angka kemiskinan di perdesaan.

Sebagaimana dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa angka kemiskinan di desa dalam periode Maret 2019 – Maret 2020 mengalami penurunan hingga 0,03 persen. Berbeda dengan angka kemiskinan di perkotaan yang justru mengalami peningkatan sebesar 0,69 persen.

“PKTD sangat penting, karena sebelum covid 19 dan dana desa mulai salur pada akhir Januari, kita saat itu fokus pada PKTD. Ada satu kenyataan bahwa hasil yang menunjukkan terjadinya penurunan kemiskinan di Bulan Maret 2020,” ujar Doktor Honoris Causa dari UNY ini.

PKTD sendiri dalam sektor ekonomi telah bergerak di berbagai bidang seperti bangunan, pertanian dan perkebunan, listrik – air – gas – limbah, restoran dan wisata, dan sebagainya. Menurut Gus Menteri, hingga 27 Juli 2020 program tersebut telah menyerap sebanyak 785.845 pekerja laki-laki dan 54.870 pekerja perempuan.

“Nah upah kerja yang dikeluarkan dalam PKTD ini berdampak pada daya beli dan pengurangan kemiskinan di perdesaan,” ujarnya.

Arahan fokus penggunaan dana desa untuk PKTD tersebut, lanjutnya, tertuang pada Surat Edaran Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi No 15 Tahun 2020 tentang Padat Karya Tunai Desa dan Pemberdayaan Ekonomi Melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

“Jadi tujuan kita untuk PKTD ini, intinya, adalah untuk meningkatkan daya beli, menguatkan usaha BUMDes, dan meningkatkan ketahanan ekonomi di desa,” ujarnya. (Hebat.com)

Senin, 13 Juli 2020

BLT DD Tembus 1 Triliun

Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD) di provinsi Jawa Timur hari ini telah tembus Rp1 Triliun. Angka tersebut merupakan total realisasi BLT-DD yang dicairkan untuk tahap awal BLT-DD ( bulan april, mei dan juni 2020)

Sesuai sajian data di aplikasi Kemendesa, SIPEDE, angka Rp.1 Triliun dicapai Jawa Timur pada Selasa (7/7). Perlu diketahui Jawa Timur menempati posisi nomor 2 setelah Jawa Tengah, desa diprovinsi Jawa Timur, berjumlah 7.724 Desa.


Sementara itu detil progres pencairan BLT-DD untuk bulan ke-1 telah tercairkan 99,35% sebesar Rp.518,6 Miliar dengan jumlah 864.252 KK miskin. Untuk bulan ke-2 tercairkan 78,79% sebesar Rp.390,8 Miliar dengan jumlah 651.277 KK miskin. Sedangkan untuk bulan ke-3 telah tercairkan 17,59% sebesar Rp.99,8 Miliar dengan jumlah 166.352 KK miskin.

Seperti diketahui, penerima BLT-DD menerima Rp.600 ribu tiap bulan selama tiga bulan. Penetapan penerima BLT-DD dilaksanakan melalui Musyawarah Desa (Musdes) oleh pemerintah Desa. Fungsi diadakannya BLT-DD ini diantaranya adalah untuk membantu masyarakat miskin di Desa untuk tetap mempunyai penghasilan ditengah pandemi COVID-19.

Program BLT-DD yang diinisiasi oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) ini yang dananya berasal dari Dana Desa akan diteruskan tiga bulan untuk tahap ke-2. Sehingga total pelaksanaan BLT-DD selama enam bulan. Hanya saja, untuk tiga bulan pada tahap ke-2 (bulan juli, agustus dan september 2020), setiap KK menerima Rp.300 ribu per Bulan selama tiga bulan.

Kriteria dari penerima BLT-DD ini yaitu masyarakat miskin di Desa yang masuk Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) namun belum mendapatkan JPS (jaring pengaman sosial) lainnya (seperti; PKH, Bansos, dll). Kriteria lainnya yaitu; warga miskin yang belum terdata di DTKS, KK yang kehilangan mata pencaharian dan juga warga yang punya penyakit kronis/menahun.

“Seluruh Tenaga Pendamping Profesional di Jawa Timur disemua level pendampingan, mulai dari PLD, PD, Tenaga Ahli Kabupaten/Kota hingga Provinsi akan terus mengawal BLT-DD agar dapat berjalan lancar dan seamanah mungkin untuk kesejahteraan masyarakat miskin di Desa,” kata Koordinator Provinsi TPP Jawa Timur Andry Dewanto Ahmad.

Andry mengatakan progres pencairan BLT-DD saat ini masih terus berlangsung, terutama untuk bulan ke-2 dan bulan ke-3. Diperkirakan program BLT-DD di Jawa Timur akan tuntas sekitar bulan Nopember 2020 karena akan terus berlanjut untuk bulan ke-6.

KPK Apresiasi Kinerja Menteri Desa,

JAKARTA – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), Abdul Halim Iskandar membeberkan progres penyaluran BLT Dana Desa dihadapan para pimpinan KPK

Abdul Halim atau yang akrab disapa Gus Menteri mengungkapkan, terhitung dari awal pandemi Covid-19 hingga 8 Juli 2020 sudah ada sekitar 74.865 desa yang telah menerima dana desa atau 99% dari total 74.953 desa di seluruh Indonesia.

“Kenapa tidak 100%, karena masih ada beberapa desa yang secara administrasi tidak terselesaikan, masih diblokir oleh Kemendagri terkait beberapa masalah tahun lalu dan sampai sekarang belum dibuka blokirnya,” ucap Gus Menteri dalam acara Transpransi BLT Dana Desa dan Reformasi Birokrasi di Jakarta, Kamis (09/07/2020).

Sementara desa yang telah menetapkan calon Keluarga Penerima Manfaat (KPM) BLT Dana Desa melalui musdes khusus suda ada 74.753 desa, sedangkan yang sudah menyalurkan ada 72.599 desa atau 97% dari total 74.865 desa yang ada.

Adapun warga desa yang menerima BLT Dana Desa ada 7.742.176 KK dengan rincian 2.400.075 janda atau yang disebut perempuan kepala keluarga (PEKKA), kemudian 283.644 warga yang menderita penyakit kronis dan menahun.

Hingga saat ini total Dana Desa yang telah digunakan untuk BLT Dana Desa Rp 4.645.305.600.000 dengan rincian sebanyak 6.813.115 KK belakang petani dan buruh tani,315.028 nelayan dan buruh nelayan, 315.028, 156.954 buruh pabrik, 62.734 guru dan 394.345 pedagang serta UMKM.

“Ini sudah masuk semua by name by address
Semuanya nanti akan dikirim ke Kementerian Sosial, sebagai kementerian yang punya tanggung jawab langsung terhadap jaring pengaman sosial,” pungkasnya.

Sekedar informasi, hadir dalam forum tersebut pimpinan KPK yakni Nawawi Pomolango, Nurul Ghufron dan Lili Pintauli Siregar. Sedangkan Gus Menteri didampingi langsung oleh Wakilnya Budi Arie Setiadi, Sekjennya Anwar Sanusi dan jajaran lainnya.